Di Asia Tenggara, tempat dimana industri berkembang pesat dan sumber daya berlimpah namun salah satu permasalahan serius muncul ke permukaan, yaitu kelangkaan air dan polusi, dimana 35% penduduk di area tersebut bergantung pada sumber air minum yang terkontaminasi.
Permasalahan air bersih di Asia Tenggara sangat parah sehingga memerlukan perhatian segera dan solusi proaktif:
Di Vietnam, proporsi air limbah domestik yang sangat besar—lebih dari 30%—dibuang langsung ke sungai, danau, dan kanal.
Sekitar sepertiga air permukaan di Thailand memiliki kualitas buruk.
Hanya sebesar 7,4 persen air limbah perkotaan di Indonesia yang diolah, sedangkan 92,6 persen sisanya dibuang ke aliran Sungai.
Statistik seperti ini tidak dapat disangkal lagi dan sangatlah mengkhawatirkan, masalah ini sangat berpengaruh pada Hitachi.
Sebagai contoh, kita perlu melihat Filipina, kelangkaan air adalah masalah yang terus berulang terutama karena Metro Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya yang berpenduduk sekitar 15 juta orang sangat bergantung pada satu bendungan untuk memenuhi 90% kebutuhan air mentahnya. Masalah ini semakin bertambah buruk dengan musim kemarau yang berlangsung selama enam hingga delapan bulan setiap tahunnya dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat.
Inovasi sosial adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan air dunia. Dengan teknologi mutakhir, keahlian yang luas, dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, Hitachi membantu membangun infrastruktur air, yang optimal, memastikan pasokan air yang aman dan andal serta memungkinkan pengelolaan dan siklus pengolahan air yang efisien.
Dengan kelangkaan air sebagai masalah yang terus berulang, tidak mengherankan jika Maynilad mempertimbangkan untuk mendaur ulang air limbah untuk keperluan minum. Perusahaan memulai hal ini dengan cara mengumpulkan limbah yang telah diolah dari instalasi pengolahan limbah di Kota Parañaque dan mengubahnya menjadi pasokan air minum. Setelah berhasil melakukan upaya awal penggunaan kembali air minum, Maynilad kini melakukan hal yang sama untuk limbah yang diolah di Fasilitas Reklamasi Air Pasay dengan menjalin kemitraan bersama Hitachi, yang mengusulkan konsep Air Baru yang dibangun berdasarkan teknologi yang telah teruji dan telah diterapkan di Afrika Selatan dan Jepang.
Air minum dari Pabrik Air Baru Pasay akan disuplai ke Kota Pasay sebagai sumber air tambahan. Mendaur ulang air limbah yang telah diolah akan meringankan masalah kurangnya pasokan air bersih dan air tanah. Hitachi menggunakan sistem multi-barrier yang menggabungkan ultrafiltrasi, teknologi membran canggih (Reverse Osmosis), dan desinfeksi UV untuk menjamin produksi air daur ulang berkualitas tinggi dari air limbah yang telah diolah.
Pada akhir tahun 2024, Hitachi menargetkan untuk menyalurkan 12 juta liter air bersih per hari, angka ini memberikan kontribusi tinggi terhadap pasokan air minum yang aman yang akan bermanfaat bagi masyarakat di Kota Pasay. Proyek Air Baru ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG 6) dan inisiatif pemerintah Filipina untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan kegiatan regulasi, menjamin ketersediaan sumber daya air bersih dan pengelolaan berkelanjutan.
Bekerja sama dengan Maynilad, Hitachi berupaya memerangi dampak kekurangan pasokan air dengan memanfaatkan sumber-sumber alternatif, mendorong keberlanjutan air, dan beralih ke ekonomi sirkular melalui penggunaan kembali air yang dapat diminum.
Hitachi bertekad untuk mengatasi tantangan-tantangan ini melalui inovasi sosial serta secara aktif memperluas kolaborasinya dengan pemerintah dan mitra lokal untuk mengatasi permasalahan air tidak hanya di Filipina tetapi juga di seluruh Kawasan Asia Tenggara. Hitachi mempunyai misi untuk meningkatkan pengelolaan air yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, untuk memastikan air bersih dapat diakses oleh semua orang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.
Tanggal Rilis: Desember 2023