Dalam perjalanan sejarah, inovasi sosial telah banyak memainkan peran penting dalam transformasi teknologi. Perubahan ini sangat nyata terjadi di negara ke-4 terpadat di dunia, yaitu Indonesia.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa, Indonesia dapat dikelompokkan sebagai negara berpenghasilan menengah. Perekonomian Indonesia berada dalam peringkat ke-10 terbesar di dunia dengan tingkat kemiskinan yang berhasil ditekan lebih dari setengah hingga mencapai 10,9% di tahun 2016. Terlepas dari semua prestasi membanggakan tersebut, Indonesia masih harus menghadapi berbagai masalah sosial. Salah satu diantaranya banyak terlihat di kota-kota besar dengan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, hingga mengancam kemajuan kota itu sendiri.
Dengan pertumbuhan kota rata-rata 4,4% per tahun, 68% penduduk Indonesia diperkirakan akan berdomisili di perkotaan dalam sepuluh tahun ke depan.
×Menciptakan kota pintar di Indonesia
Dengan pertumbuhan kota rata-rata 4,4% per tahun, 68% penduduk Indonesia diperkirakan akan berdomisili di perkotaan dalam sepuluh tahun ke depan. Untuk setiap pertumbuhan kota sebesar 1%, tingkat GDP Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4%. Pertumbuhan ini tetap saja masih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan negara-negara ASEAN yang lain.
Tingkat pertumbuhan yang tidak merata ini sangat erat kaitannya dengan tingkat kepadatan, polusi dan kerentanan terhadap bencana alam akibat investasi yang sangat kurang dalam infrastruktur di Indonesia. Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,8% di pertengahan hingga akhir tahun 2000-an, tetapi pertumbuhan infrastruktur hanya mencapai 3%.
Pemerintah Indonesia telah mulai melakukan beberapa usaha untuk mengatasi tingkat investasi yang rendah ini dengan menerapkan teknologi pintar di kota-kota besar. Contoh utama adalah Jakarta, ibukota Indonesia yang pada awalnya didesain untuk menampung hanya 800.000 penduduk saat pertama sekali didirikan. Seiring dengan perjalanan waktu, Jakarta saat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 12 juta jiwa pada hari kerja biasa.
Beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan keamanan di Jakarta, melihat maraknya ancaman keselamatan di kota ini seperti serangan teroris. Usaha-usaha peningkatan keamanan di kota-kota besar dan fasilitas umum oleh pemerintah dapat dilihat di bandara udara, pelabuhan laut, sekolah dan tempattempat umum lainnya.
Untuk mencapai hal ini, sistem dengan kamera keamanan untuk memantau orang-orang mencurigakan bukanlah suatu hal yang asing lagi di banyak tempat. Akan tetapi, mendeteksi seseorang dengan penampilan yang berbeda dari sejumlah besar data bukanlah tugas yang mudah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Hitachi hadir dengan Sistem Analisa Video Intelijen (Intelligent Video Analysis System) yang menerapkan teknologi penganalisa image melalui Kepintaran Buatan (Artificial Intelligence ? AI). Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mendeteksi serta melacak seseorang secara real-time menggunakan kombinasi lebih dari 100 ciri-ciri orang tersebut.
Selain itu, Hitachi juga semakin memperbaiki solusinya untuk elevator dan eskalator dengan menggunakan teknologi AI. Sistem ini sangat berguna bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar untuk membantu pergerakan masyarakat di kota yang padat penduduk.
Indonesia memanfaatkan tenaga surya dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik
Tingkat urbanisasi yang tinggi juga berdampak pada jumlah kebutuhan akan tenaga listrik di Indonesia.
×
Indonesia memanfaatkan tenaga surya dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik
Tingkat urbanisasi yang tinggi juga berdampak pada jumlah kebutuhan akan tenaga listrik di Indonesia. Sebagai negara dengan tingkat konsumsi tenaga listrik terbesar di Asia Tenggara, Indonesia diperkirakan akan menghadapi krisis energi antara tahun 2020-2030 oleh karena ketidakmampuannya menghasilkan energi bersih dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota dan juga industri dengan pertumbuhan yang tinggi.
Penggunaan energi di Indonesia mengalami peningkatan tajam sejak awal tahun 2000-an. Pertumbuhan perekonomian yang pesat, peningkatan jumlah penduduk penghasilan menengah dan tingkat urbanisasi yang tinggi telah mendorong tingkat konsumsi energi rata-rata hingga mencapai 4,2% per tahun dalam 15 tahun terakhir.
Bahan bakar mineral di Indonesia diperkirakan akan habis dalam waktu 10-13 tahun. Indonesia cukup beruntung dengan banyaknya sumber energi berkelanjutan lain yang dimiliki. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebelumnya, Bpk. Sudirman Said pernah berkata bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam energi terbarukan, dengan jumlah sebesar 112 GW untuk tenaga surya, 28,8 MW untuk tenaga panas bumi, 75 GW untuk tenaga air, 950 MW untuk tenaga angin dan 60 GW untuk tenaga hayati dan biomass.
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya di depan para pemimpin dunia bahwa Indonesia akan mampu mencapai target energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Target ini dinyatakan dalam bentuk peraturan dan program pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya yang akan menghasilkan tenaga sebanyak 5.000 MW pada tahun 2019.
Berdiri pada tahun 2008 sebagai distributor panel surya pada awalnya, Sky Energy bekerja sama dengan Hitachi High Technologies Indonesia pada tahun 2009 untuk mengembangkan sebuah fasilitas. Fasilitas tersebut telah memproduksi panel surya sejak tahun 2012. Pada tahun 2016, Sky Energy merupakan produsen panel surya terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 100 MW, serta 50 MW untuk sel surya.
Selain itu, Hitachi juga bekerja sama dengan Universitas Prasetiya Mulya dalam bidang pendidikan dan penelitian Teknik serta ilmu energi. Kerja sama ini merupakan usaha terus-menerus Hitachi dalam mengembangkan sektor energi di Indonesia sejak tahun 1995, yang bermula dari investasi pada Fasilitas Fabrikasi Switchgear Tegangan Tinggi di Cikarang.
Tutup Tautan
Menjangkau masyarakat tanpa akses pada layanan perbankan di luar kota-kota besar di Indonesia
Penduduk yang tinggal di luar kota-kota besar di Indonesia masih banyak yang belum memiliki akses pada system layanan keuangan.
×
Menjangkau masyarakat tanpa akses pada layanan perbankan di luar kota-kota besar di Indonesia
Penduduk yang tinggal di luar kota-kota besar di Indonesia masih banyak yang belum memiliki akses pada system layanan keuangan. Bagi mereka, uang tunai adalah satu-satunya modal pembayaran yang dikenal dan mereka sangat bergantung pada badan-badan non-formal maupun yang tidak memiliki layanan penuh. Orang dewasa, khususnya yang hidup di bawah garis kemiskinan di daerah pedesaan, hanya dapat menabung dalam jumlah kecil di rumah dan biasanya mendapatkan pinjaman tunai dari sanak-saudara maupun teman-temannya.
Tanpa akses pada layanan keuangan formal, populasi ini tidak akan dapat menabung sebanyak yang seharusnya mereka mampu lakukan. Mereka juga tidak memiliki akses pada layanan-layanan penting lain seperti asuransi kesehatan atau kredit pembeliran rumah. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki rekening bank hanya mencapai 36% dari jumlah seluruh penduduk. Sebanyak 33% penduduk tanpa akses pada bank berkata bahwa jarak yahg jauh adalah alasan utama mengapa mereka tidak memiliki rekening bank.
Badan-badan keuangan semakin mengembangkan jaringannya ke daerah-daerah terpencil untuk memaksimalkan efisiensi kantor-kantor cabangnya melalui strategi-strategi seperti otomasi layanan sendiri. Pemasangan mesin ATM terbukti sangat berguna di Indonesia, dengan jumlah lebih dari 100.000 mesin yang tersebar di seluruh negeri pada tahun 2016. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar ATM terbesar di Asia Tenggara.
Hitachi turut membantu dengan memasok mesin-mesin ATM dan layanan lain di Indonesia melalui kerja sama yang erat dengan para distributor setempat sejak tahun 2003. Hitachi telah banyak memasok mesin ATM untuk daur ulang uang tunai pada bank-bank besar di Indonesia sejak tahun 2011. Selain itu, Hitachi juga berkontribusi dalam pelaksanaan pendaurulangan uang tunai pertama pada tahun 2013.
Laporan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia saat ini telah memiliki rekening bank. Hal ini merupakan tonggak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia untuk menjangkau setiap orang. Bank Indonesia dan Pemerintah menargetkan agar jangkauan tersebut dapat mencapai lebih dari 75% pada tahun 2019.
Teknologi berperan penting bagi Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah sosial
Dalam sebuah negara sebesar Indonesia dengan keanekaragaman yang tinggi, para pembuat kebijakan mengalami kesulitan besar untuk menerapkan solusi yang tepat pada segenap lapisan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Bagi mereka, teknologi saat ini memiliki peran yang jauh lebih penting daripada sebelumnya. Hitachi bertujuan untuk bekerja sama dengan para pembuat kebijakan untuk menciptakan masa depan yang jauh lebih baik di Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.
Di Hitachi, para pakar IT dan Teknologi Operasi selalu siap membantu untuk meningkatkan inovasi sosial dan meningkatkan kualitas hidup di tengah masyarakat yang dilayaninya.